Friday 6 March 2015

Kota yang Hilang Ditemukan di Hutan Honduras

Kota yang Hilang Ditemukan di Hutan Honduras
Tim National Geographic menemukan reruntuhan peradaban yang hilang di hutan Honduras

Berita Dunia (CNN) Pencarian arkeolog atas kota yang hilang di hutan Honduras telah menemukan reruntuhan yang dipercaya sebagai peradaban kuno yang hilang, National Geographic melaporkan.

Penulis dan fotografer majalah yang mengikuti tim ilmuwan berangkat ke daerah Mosquitia Honduras untuk mengikuti jejak legenda "Kota Putih" atau "Kota Dewa Kera".

Ekspedisi ini dijalankan setelah pemindaian deteksi udara yang dikenal dengan LIDAR membuka penampakan struktur buatan manusia di bawah hutan hujan, National Geographic menyebutkan.

Untuk mengkonfirmasi penemuan tersebut, tim yang terdiri dari arkeolog Honduras dan Amerika, seorang insinyur LIDAR, ethnobotanis, antropolog dan pembuat film dokumenter memasuki daerah yang dimaksud. Mereka dilindungi oleh Pasukan Khusus Honduras, majalah tersebut menyebutkan.

Penulis Douglas Preston mengatakan tim berkumpul pada tanggal 25 Februari, setelah mendokumentasikan reruntuhan sebuah "kebudayaan yang hilang."

Tim National Geographic dalam pencarian legenda "Kota Putih" atau "Kota Dewa Kera."

"Berbeda sekali dengan kebudayaan Maya, kebudayaan yang hilang ini telah hampir dipelajari dan tetap tidak dapat dijelaskan. Arkeolog bahkan belum mempunyai nama untuk penemuan ini," tulis Douglas. Arkeolog tidak lagi percaya atas keberadaan sebuah "Kota Putih," katanya kembali, melainkan mempercayai telah ada peradaban besar dengan banyak kota.

Ekspedisi ini menemukan beberapa buah karya bumi, termasuk piramida bumi yang terdiri dari kumpulan patung batu, diduga telah terkubur lama.

Arkeolog Oscar Neil Cruz dari Honduran Institute of Anthropology dan History (IHAH) memperkirakan penemuan ini berasal dari tahun 1000 hingga 1400 masehi, tulis Douglas.

Peneliti dipertemukan dengan kehidupan liar yang tidak pernah terlihat sebelumnya oleh manusia, berkeliaran tanpa takut melintasi perkemahan mereka.

"Jelas bahwa hutan ini paling tidak banyak diusik oleh manusia di Amerika Tengah. Pentingnya tempat ini tidak dapat dibesar-besarkan, ethnobotanis Mark Plotkin  mengatakan pada National Geographic.

Tim meninggalkan penemuan mereka dan menjaga lokasi situs tetap rahasia untuk menghindari penjarahan.

Tapi dalam artikelnya, Douglas memperingatkan bahwa area tersebut tidak sama sekali aman, dengan penebangan liar terletak bermil-mil di di luar daerah tersebut.

Direktur IHAH Virgilio Paredes Trapero mengatakan pada National Geographic bahwa hutan dan lembah itu akan menghilang dalam delapan tahun kalau tidak dilakukan tindakan.

"Pemerintah Honduras telah berkomitmen untuk melindungi area ini, tapi tidak memiliki cukup dana. Kami sangat membutuhkan dukungan internasoinal."
Diposkan oleh Unknown

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar untuk mendapatkan berkah, hehehehe