Friday 6 March 2015

Hukuman Rajam ISIS Sangat Menakutkan

Hukuman Rajam Bagi Gay
Pasangan Gay diwawancara CNN
Berita Dunia (CNN) Foto yang dirilis ISIS di Raqqa tertanggal Maret 2015, foto pertama menunjukkan kerumunan orang kebanyakan laki-laki tapi diantara mereka juga terdapat wanita dan anank-anak, semua orang melihat ke atas.

Tiga orang laki-laki di atas sebuah gedung, wajah-wajah mereka ditutupi kain hitam berdiri di sisi lain korbannya sementara orang keempat tampaknya sedang mengambil foto atau video.

Korban mereka di lempar dari atas gedung mereka. Pada foto terakhir, ia terlihat tertelungkup dikelilingi oleh kerumunan laki-laki dengan jumlah sedikit membawa senjata, beberapa lainnya dengan batu di tangan mereka. Keterangan pada gambar tertulis "Dirajam sampai mati".

Korban tersebut dengan brutalnya dibunuh karena dituduh sebagai gay.

Ada setidaknya enam kasus laki-laki dibunuh dengan cara yang sama oleh ISIS. Yang lebih membuat mual Nour (seorang gay Suriah), adalah reaksi penonton.

Terlalu banyak yang mesti dilihat, terlihat di foto ini orang-orang hanya berdiri disana dan menonton, mereka tidak melakukan apapun, wajah mereka tampak ketakutan karena tidak takut sama sekali akan peristiwa yang terjadi," kata Nour yang juga merupakan aktivis LGBT (Lesbian, Gay, Biseksial dan Transgender). "Mereka tampaknya sedikit tertarik atau mungkin senang dapat menyingkirkan homoseksual di kota ini."

Walaupun berada di Istanbul, ketakutan akan hukuman ini terus menghantui Nour, yang meminta kami menutupi identitasnya sementara ia menunggu dan berharap mendapatkan suaka di Amerika dan melanjutkan kampanye hak asasi manusia yang merupakan LGBT.

Kisah penganiayaan

Sebagai remaja, lebih dari sepuluh tahun yang lalu Nour menderita karena kelainan seksualnya. 

"Hinaan paling menakutkan adalah di sekolah," ia teringat "Aku seringkali didekati di jalan dan dihina dan terkadang disiksa fisik."

Tidak ada seorang pun melindunginya. Keluarganya mengusir karena kelainan orientasi seksualnya, negaranya menganggap itu tindak pidana.

Pasal 520 KUHP 1949 negara Suriah menyatakan : "Setiap tindakan seksual yang tidak lazim akan dihukum dengan hukuman penjara lebih dari tiga tahun."

Nour meninggalkan Suriah pada tahun 2012, sebelum ISIS mengambil alih sebagian wilayah dari negara itu, setelah melihat sebuah video tentang dua orang yang dipenggal. Berdasarkan suara dari klip video tersebut mereka dihukum karena tindakan mata-mata. Kemudian diakhir video, suara ini mengatakan "menggetarkan tahta Allah."

"Setiap kali kami mendengar ini di video atau audio, kami tahu pasti ditujukan untuk kaum gay," kata Nour. "Ini merupakan saat nyata, saat memahami bahwa tempat ini tidak lagi aman."

Gambar yang dikeluarkan ISIS dan video lainnya mengacu kepada gay dari kaum Nabi Luth, yang menurut Al-Qur'an dan Hadis, atau tradisi kenabian, berdosa karena menolak perintah Nabi Luth untuk menghentikan tindakan homoseksual mereka dan berakhir dengan penghancuran kota Sodom. Salah satu hadis mengatakan, "Ketika seorang laki-laki menindih laki-laki lain, tahta Allah bergetar."

Semenjak revolusi berubah menjadi perang di Suriah, keadaan untuk komunitas LGBT telah semakin mengerikan. 

"Kaum LGBT di Suriah membutuhkan pertolongan dan dukungan. Kami berusaha menggapai beberapa kelompok, lembaga internasional, dan mereka mengatakan kaum LGBT di Suriah bukan merupakan prioritas mereka dan itu berarti hidup kami tidak berharga untuk diselamatkan," kata Nour. 

Minggu ini, Komisi Hak Asasi Gay dan Lesbian Internasional, organisasi non-pemerintah bermarkas di New York memulai "Jangan Berpaling", kampanye kepedulian untuk gerakan melindungi LGBT Suriah dan Iraq yang tidak diberi ampun oleh ISIS.

Dalam website-nya, kelompok ini mengatakan, "Telah jelas apa yang IS inginkan, menebarkan teror dan telah menghukum populasi di daerah dan perang melawan berbagai bentuk pelanggaran moral."

Komisi ini menyeru kepada pemerintah dan Komisi PBB untuk pengungsi untuk melakukan tindakan relokasi dan penyelamatan LGBT.

Diusir paksa

Sami dan pasangannya diantara sekian banyak yang menunggu. Berpakaian seragam, mereka telah menganggap mereka telah menikah, tertawa tentang bagaimana mereka bertemua pertama kali online. Mereka selayaknya Nour, tidak ingin identitas mereka terungkap. 

Ketika keluarga Sami tahu mengenai hubungannya, ia mengatakan, kakaknya mencoba memukulnya. Dia mulai menerima ancaman via telpon baik dari keluarga maupun orang asing. 

Musim panas lalu, pada saat pasangan ini berjalan di jalan Damaskus, sebuah mobil berusaha mengejar mereka. 

"Aku bisa melarikan diri, tapi suamiku tidak," ingat Sami. "Mobil itu menghantam kakinya dan dia terjauh."

Tidak diragukan lagi bahwa itu adalah usaha untuk membunuh mereka. Dua jam setelah serangan, telepon Sami berbunyi. 

"Ada seorang pria mengatakan saat ini kalian dapat berhasil selamat, tapi lain kali kalian tidak akan."

Pasangan ini kabur ke Turki beberapa bulan lalu, tapi mereka tidak dapat menyingkirkan ketakutan bahwa hubungan mereka akan mengakibatkan nyawa mereka terancam. 

Mereka serumah dengan pengungsi Suriah lainnya, dimana mereka terus berpura-pura bahwa mereka normal. Ketika foto ISIS muncul, satu dari teman serumah mereka mengeluarkan komentar menyebalkan. 

"Ia membuat lelucon konyol bagaimana ia merasa terhibur melihat homoseksual, ia mengatakan sekarang kaum gay akan terbang."

Mereka mengatakan tidak akan kembali ke Suriah begitu juga dengan Nour. 

"Ini terlalu merusak keadaan psikologiku, karena aku telah banyak disiksa oleh keluargaku, teman sekolah. Tidak aman bagi psikologis dan fisikku," ia mengatakan. 
Diposkan oleh Unknown

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar untuk mendapatkan berkah, hehehehe