Kisah Aqsa Mahmood: Dari remaja Skotlandia menjadi pengantin ISIS dan perekrut
Story highlights
- Nineteen-year-old Aqsa Mahmood left her home in 2013 for Syria, family says
- They say she keeps a Tumblr account on which she posts messages about ISIS
(CNN) Pada November 2013, Aqsa Mahmood berusia 19 tahun memberikan pelukan perpisahan kepada ayahnya, Muzaffar. Selayaknya hari biasa, ia mengatakan "Khuda hafiz," yang artinya "Semoga Tuhan melindungimu," dan meninggalkan rumah keluarganya di lingkungan yang makmur Glasgow, Skotlandia.
Kemudian ia pergi mengejar jihad kekerasan.
Empat hari kemudian, Aqsa menelpon orang tuanya bahwa dia telah menyeberang ke Syria dari perbatasannya dengan Turki, dalam perjalanannya bergabung dengan ISIS.

ISIS bride: 'I want to become a martyr' 03:09
Dia telah berubah dengan seringnya tampil di sosial media, membesarkan ideologi kelompok teroris dan menyeru untuk menyerang negara Barat. Ia telah memposting foto AK-47 dan eksekusi yang dilakukan pejuang ISIS.
Dan sekarang penyelidik menduga ia telah membantu merayu tiga gadis remaja dari Inggris ke Syria untuk bergabung dengan kelompok teroris.
Sebagaimana yang ditampilkan di blog Tumblr-nya, postingan yang dibuat setelah Aqsa meninggalkan Skotlandia yang disarankan agar menjadi pengantin ISIS, menguatkan hati untuk pergi dari keluarga tempat ia dilahirkan dan bergabung dengan keluarga baru jihadis. Beberapa postingan terbaca seperti dikarang oleh orang fanatik dengan arahan dari orang lain. postingan lainnya betul-betul tulisan remaja.
Salah satu tulisan di Tumblr mengejek gagasan pihak berwenang yang akan menyita paspor siapa saja yang berusaha bergabung dengan ISIS.
"Wow wallahiil Adheeem (Demi Tuhan) guyonan terbesar minggu ini," sebut tulisan tersebut.
Tertegun dan ketakutan, keluarga Aqsa mengeluarkan pernyataan publik akhir minggu ini.
"Kamu membuat malu bagi keluargamu dan warga skotlandia," kata mereka. "Tindakanmu adalah sesat dan penyimpangan buruk akan Islam."
"Kamu membunuh keluargamu setiap hari dengan tindakanmu," mereka peringatkan. "(Kami) memohon kamu hentikan kalau kamu pernah mencintai (kami)."
Tapi putri mereka bukanlah satu-satunya yang harus disalahkan akan kemungkinan ia bergabung dengan kelompok teror, kata mereka, dan mengecam penyelidik yang mereka katakan telah memonitor akun sosial media Aqsa Mahmood berbulan-bulan.
Keluarga remaja tersebut ingin mengetahui apakah pihak berwenang telah melakukan lebih untuk menghentikan tiga gadis agar tidak pergi setidaknya salah satu remaja diduga telah berkomunikasi dengan Aqsa secara online.
Janji-janji dibuat secara online
Meskipun begitu tidaklah terlalu jelas apa yang memicu ketertarikan Aqsa akan ISIS, dia menonton khutbah-khutbah dan bertemu orang secara online yang membujuk dia bergabung dengan ISIS, pihak berwenang mengatakannya pada CNN.

FBI: ISIS looks to recruit U.S. citizens online 02:05
ISIS semakin agresif merekrut wanita-wanita dibandingkan dengan kelompok teror manapun, secara terus menerus merayu mereka dengan memoles pesan narasi yang salah mengenai kehidupan seperti apa di Syria, kata Michael Steinbach, kepala divisi anti-teroris FBI.
"Kami telah melihat segalanya dari pejuang wanita -- kelompok yang berdedkasi dari pejuang wanita -- dan siapapun yang datang untuk mendukung pejuang asing dengan menikahi mereka," ia mengatakannya pada CNN pada wawancara eksklusif awal bulan ini.
Mereka menargetkan generasi muda yang masih bersemangat.
Di Amerika, FBI mengetahui ada anak berusia tidak lebih dari 15 tahun yang ISIS coba rekrut, kata Steinbach.
Ia sangat mengkhawatirkan tentang bagaimana mudahnya ketika seseorang ada di Turki untuk masuk ke Syria dan hal yang sangat sulit untuk melacak setiap warga Amerika yang kemungkinan bepergian ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok teroris seperti ISIS, katanya.
Kekuatan hukum US dan CIA tidak melacak perorangan yang meninggalkan US untuk berlibur ke Eropa.
"Ketika anda sampai ke Eropa, anda dapat dengan mudahnya turun ke Turki dan masuk ke Syria," Steinbach mengatakan pada CNN bulan ini.
Enam hari yang lalu, foto pengawasan bandara memperlihatkan tiga wanita muda, berpakaian dengan gaya, berjalan melintasi terminal London.
Mereka adalah Shamima Begum berusia 15 tahun, Kadiza Sultana berusia 16 tahun dan Amira Abase berusia 15 tahun.
Amira mengatakan pada ayahnya bahwa ia akan pergi ke pesta pernikahan. tapi sebaliknya ketiganya malah terbang ke Istambul, Turki.
Keluarga meeka tidak mengetahui dimana keberadaan mereka dan telah memohon kepada mereka untuk kembali, memberitahu mereka agar tidak khawatir, bahwa mereka tidak dalam kesulitan tapi cuma harus pulang ke rumah. Pihak berwenang percaya mereka sedang menuju ke Syria.
Keluarga Shamima mengatakan ia telah menyuarakan keinginan untuk menolong penderitaan orang-orang Syria.
"Hal ini sedang berjalan, yaitu operasi menanggulangi teroris, dan kami peduli mengenai nasib ketiga gadis ini," Polisi Metropolitan London Cmdr. Richard Walton mengatakannya pada hari Senin. "Ada kemungkinan bagus, kemungkinan kuat, bahwa kami dapat menghentikan mereka pergi ke Syria. Dan tujuan utama kami disini adalah membuat kontak dengan tiga gadis muda ini, bagi mereka agar membuat kontak dengan kami, itu yang lebih disukai."
Mereka adalah gadis-gadis pintar dari keluarga yang utuh. Dimana letak kesalahannya?
Buku Harian Pengantin ISIS
The Tumblr blog yang keluarga Aqsa dan pengacaranya percaya adalah milik remaja itu menjelaskan mengenai perekrutan potensial mengapa mereka harus bergabung dengan ISIS dan bagaimana, dalam istilah praktis, bepergian untuk bergabung dengan pihak militan. Akun tersebut, yang terlihat sama persis dengan tanggal musim semi tahun 2013 sebelum dia meninggalkan Skotlandia, itu penuh dengan gambar. Ada gambar mengejek Presiden Syria Bashar al-Assad, foto anak-anak yang terluka, berbagai pejuang Islam dan Anonymous hacker dengan lambang topeng Guy Fawkes.

ISIS posts online handbook for new recruits 01:34
Seringkali, setelah setiap kali masuk, lusinan orang "menyukai" apa yang ditulis. Beberapa lainnya menulis ulang halaman tersebut.
Ini kesalahpahaman, tulisnya, bahwa hanya orang miskin dan terpinggirkan yang ditarik ke ISIS. 11 September 2014, postingan berjudul, "Diary of a Muhajirah" menuliskan, "Media pada awalnya biasa mengklaim orang yang melarikan diri untuk bergabung dengan Jihad merupakan orang yang tidak berhasil, tidak mempunyai masa depan dan dari keluarga berantakan dll. Tapi itu semua jauh dari kenyataan."
"Banyak dari saudari yang saya ketahui telah menyeberang pernah belajar di universitas dengan banyak jalan yang menjanjikan, memiliki keluarga besar dan bahagia dan teman-teman serta segalanya," lanjutnya. "Jika kami tinggal, kami dapat merasakan itu semua dari santai dan nyamannya hidup dan bergelimang uang."
Hal itu sepertinya menggambarkan cara mengasuh Aqsa.
Pada tahun 1970, ayahnya pindah ke Glasgow dari Pakistan dan menjadi orang Pakistan pertama bermain kriket untuk Skotlandia. Ayah dan ibu Khalida membeli sebuah rumah di lingkungan yang makmur dan mempunyai empat orang anak yang pergi bersekolah di sekolah bergengsi Craigholme.
Aqsa mendengarkan Coldplay dan membaca buku-buku Harry Potter, kata orang tuanya.
Reporter CNN melihat salinan film "The Hunger Games" berada di dekat tempat tidurnya.
"Dia adalah putri terbaik yang dapat kamu miliki," ayahnya mengatakan pada CNN dalam wawancara eksklusif September lalu. "Kami hanya tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Dia menyukai sekolah, Dia sangat bersahaja. Saya tidak pernah memakinya seumur hidup saya, seumur hidup saya."
Ia tidak terlihat seperti memiliki kepercayaan ekstremis, kata orang tunya. Tapi ketika perang sipil yang bergejolak di Syria, Aqsa menjadi lebih peduli akan kekerasan. Dia mulai sholat dan membaca Al-Qur'an.
Ketika ia kuliah, ia meninggalkan musik dan cerita fiksi masa kecil. Tapi orang tuanya mengatakan mereka tidak pernah khawatir. Kata mereka dia masih sering makan malam keluar dan pergi nonton dengan kakak perempuannya.
Khalida mengatakan bahwa anaknya tidak pernah suka terbang. Remaja itu tidak pernah tahan ketika orang-orang berteriak.
Ide dari anaknya untuk terbang ke Syria bergabung dengan bisa dibilang kelompok teror paling brutal di dunia disesalkan ibunya.
Di akun Tumblrnya, Aqsa mendorong yang lainnya agar kuat untuk ISIS karena banyak imbalannya.
Ia menerangkan bahwa ISIS menginginkan "ghanimah" atau apa yang biasa disebut di awal abad ke-7, adalah harta yang diambil dalam pertempuran seperti tahanan, senjata dan barang lainnya.
Sebagai hadiah kepatuhan, loyalis ISIS menerima hadiah dari Allah termasuk "rumah bebas biaya listrik dan air tersedia buat kamu berkat Khilafah dan tidak ada biaya sewa."
"Terdengar hebat bukan?" tulisnya.
Bahkan lebih baik lagi, pengikuti harus bersiap untuk "imbalan yang LEBIH BESAR di Akhirat (hidup setelah mati)."
Panggilan telepon pertama
Meninggalkan keluarga akan sulit, ia mengingatkan.
"Keluarga yang kamu dapat sebagai pertukaran dari meninggalkan keluargamu adalah seperti mutiara sebagai perbandingan dengan cangkangnya yang kamu buang ke buih lautan," tulis postingan lain.
"Panggilan telepon pertama yang kamu buat ketika menyeberangi perbatasan adalah satu dari sekian banyak hal sulit yang kamu harus lakukan. Orang tuamu sudah sangat khawatir dimana keberadaanmu...," tulisnya. "Ketika kamu mendengar mereka terisak dan memohon kamu untuk pulang di telepon itu sangat sulit...saya tidak akan menghakimi bagaimana dinginnya perasaanmu.
"Tapi selama kamu teguh dan tahu bahwa ini semua yang kamu lakukan demi Allah lalu tidak satu pun dapat menggetarkanmu insya Allah [dengan kehendak Allah]."
Orang tua dengan "pemahaman dan pengetahuan tentang Islam yang minim" tidak akan mampu "memahami mengapa putra atau putri mereka meninggalkan kehidupan baik mereka, pendidikan dan masa depan cemerlang malah pergi untuk hidup dalam konflik perang ," remaja itu melanjutkan.
"Kebanyakan mereka akan menyalahkan diri mereka sendiri, mereka akan berpikir mereka telah melakukan sesuatu," tulis postingan itu. "Tapi selama mereka benar-benar memahami dari dalam hati mereka bahwa kamu melakukan tindakan ini setulusnya untuk Allah mereka akan hidup dengan harapan kamu akan kembali."
Orang tua "akan berasumsi" bahwa remaja mereka sedang menuju sebuah "fase," tulis postingan tersebut. Ia tahu orang-orang yang telah berada "disini lebih dari 2 tahun dan orang tua mereka masih berupaya membujuk mereka untuk kembali dan hidup dengan harapan palsu."
Tujuan postingan itu memberi beberapa informasi buruk mengenai kemungkinan perekrutan remaja dan kemudian, mendapatkan orang tuanya.
Penulis mengatakan mereka tahu orang tua yang marah awalnya ketika putri mereka bergabung dengan ISIS tapi ada "yang berencana untuk mengunjungi" putri mereka dan "tanah indah ini".
Pada bulan Mei 2014, postingan panjang muncul di Tumblr Aqsa. Dimulai dengan, "Merasa bersalah pada ibumu?"
"Aku tidak menulis ini karena ini hari ibu atau apapun sebutan mereka," kata postingan itu. "Aku menulis ini karena merindukan ibuku, dan aku ingin ini menjadi pengingat bagi kamu semua, untuk mengenal nilai dan berharganya ibumu, karena ketika kamu kehilangannya, tidak ada satu pun akan sama lagi.
"Sementara banyak dari kamu masih melihat senyuman ibumu, aku tidak bisa lagi. Sementara kalian semua masih menaruh kepala pada bahu ibumu, aku tidak dapat melakukan lagi.
"Sementara kalian semua masih dapat memanggil ibumu ketika kamu merasa sakit tubuhmu, aku tidak bisa lagi. Ketika kalian semua masih dapat berbicara dari hati kehati dengan ibumu, aku tidak bisa lagi."
Patah hati, orang tua yang marah
Pengacara keluarga Mahmood Aamer Anwar memberitahu CNN pada hari Senin bahwa Aqsa Mahmood kemungkinan telah membantu merekrut tiga gadis remaja Inggris yang hilang untuk bergabung dengan ISIS secara online.
Tapi tidak jelas informasi apa yang telah disampaikan di antara mereka.
Anwar betul-betul frustasi. Ia mengatakan pada CNN bahwa ia bingung dengan pelayanan keamanan karena, ia mengatakan, keluarga telah mendapat informasi tentang lokasi anaknya beserta aktivitasnya tidak melalui mereka tapi dari laporan media.
Orang tua Aqsa tidak lagi berhubungan dengan polisi sejak perubahan tersebut, pengacaranya menyebutkan.
Ia juga mengatakan bahwa ia terkejut ketika gadis-gadis remaja yang hilang tersebut ternyata tidak berada dalam daftar pantauan teror nasional, khususnya karena, ia mengatakan, mereka telah menjalin komunikasi dengan Aqsa sejak ia meninggalkan Syria.
Kembali ke bulan September dimana CNN duduk bersama dengan keluarga Aqsa, mereka mengatakan kadang-kadang mendengar dari putri mereka. Ia menghubungi mereka melalui online.
Tapi keluarga belum berbicara dengan reporter, paling tidak saat ini, karena mereka marah tentang apa yang mereka terima sebagai kurangnya komunikasi dengan pihak berwenang, pengacara mereka mengatakan pada CNN hari Senin.
Untuk saat ini petunjuk satu-satunya tindakan Aqsa selanjutnya dari kehadirannya di sosial media. Tidak ada petunjuk jelas di halaman Tumblrnya bahwa ia akan merubah pikirannya.
Apakah dia dihantui oleh desakan ibunya ketika dia pulang?
Ketika CNN berbicara dengan orang tuanya, ibunya memohon kepada putrinya. "Aqsa, putri kesayanganku, tolong pulanglah. Saat ini, aku sangat merindukanmu. Saudara dan saudarimu sangat merindukanmu. Putriku, atas nama Allah, tolong kembali, aku sangat merindukanmu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu, putriku. Tolong kembalilah."
Polisi belum mengindikasikan apakah dia akan menjadi subyek dakwaan kriminal ketika dia kembali. Yang dimiliki seluruh keluarganya saat ini adalah harapan bahwa mereka akan lebih meyakinkan dari orang yang sering didengarkannya untuk beberapa waktu.
Di Tumblr-nya, Aqsa mengutip Anwar al-Awlaki, mahasiswa muslim kelahiran Amerika, ulama dan militan yang bertindak sebagai pembicara bagi al Qaeda di Semenanjung Arab.
Dia diyakini mahir dalam hal perekrutan. Di bulan September 2011, serangan drone CIA membunuhnya di Yaman.
"Perubahan," katanya, "selalu dalam sejarah, tergantung pada generasi muda."
Diposkan oleh
Unknown
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar untuk mendapatkan berkah, hehehehe