Wednesday, 4 March 2015

Wanita Oregon yang ditahan di Timor Timur telah pulang

Wanita Oregon - Timor Timur
Stacey Addison, wanita Oregon ditangkap di Timor-Timur 5 September
Berita Dunia CNN) Stacey Addison, yang ditahan berbulan-bulan di Timor Timur karena tidak sengaja membagi taksi dengan orang asing yang membawa methamphetamine sekarang telah kembali pulang.
Methamphetamine disingkat met, dan dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Dipasarkan untuk kasus gangguan parah hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi dengan nama dagang Desoxyn, juga disalahgunakan sebagai narkotika. "Crystal meth" adalah bentuk kristal yang dapat dihisap lewat pipa. Metamfetamina pertama dibuat dari efedrina di Jepang pada 1893 oleh Nagai Nagayoshi (Wikipedia)
Addison berangkat dengan pesawat dalam perjalanannya kembali ke Oregon.

"Saya senang melaporkan bahwa Dr. Stacey Addison telah mendapatkan paspornya kembali dan sekarang sedang berada di pesawat dalam perjalanan pulang ke Oregon," kata Sen Jeff Merkley (D-Orego). Ini merupakan berita terburuk bagi Stacey dan keluarganya juga seluruh warga Oregon yang mengikuti berita Stacey dan selalu mendukungnya dari jauh," dinyatakan oleh Merkley.

Addison yang berusia 41 tahun telah ditahan pada bulan September di sebuah negara kecil di Asia Tenggara dalam kasus narkoba dan ia mengaku tidak bersalah.

Dia dibebaskan pada bulan Desember tetap tidak dapat pergi karena paspornya telah dibekukan selama investigasi.

Mantan Presiden Timor Timur dan pemenang hadiah Nobel Perdamaian Jose Ramos Horta menampung di rumahnya sementara waktu.

Benturan yang tidak diduga
Penangkapan Addison di bulan September merupakan benturan yang tidak pernah ia duga selama bertahun-tahun melakukan perjalanan keliling dunia. 

Dia mengatakan telah berpergian sendiri sejak Januari 2013, berhenti bekerja sebagai dokter hewan untuk menjelajahi dunia. Pada tanggal 5 September, dia membagi taksinya di dekat perbatasan Indonesia ke Dili ibukota Timor Timur.

Dalam perjalanan, penumpang lainnya meminta berhenti untuk mengambil paket di kantor DHL, ibunya Bernadette Kero di Oregon mengatakan pada CNN. Setelah orang tersebut mengambil paketnya, polisi mengepung mobil itu dan menangkap penumpangnya, menurut Kero.

Addison mengatakan, didalam paket tersebut berisi methamphetamine.

Kero mengatakan, Awalnya dia hanya ditahan selama empat malam kemudian hakim membebaskannya tapi melarang dia untuk meninggalkan negara ini sementara kasus masih dalam proses investigasi setelah seorang lainnya mengaku tidak mengenalnya. 

Pada akhir bulan Oktober, selama proses pengadilan dimana dia mengira akan mendapatkan paspornya kembali, hakim memerintahkan penangkapannya dan mengirimnya ke penjara Gleno di luar kota Dili.

Paul Remedios, a lawyer representing Addison, said at the time that the court detained her again because there was a warrant for her arrest, and that the reason for the warrant was unclear.
Paul Remedios, pengacara yang mendampingi Addison mengatakan pada saat pengadilan menahannya kembali karena ada surat perintah tapi alasan dari dikeluarkannya surat perintah itu tidak jelas. 

Kero mengatkaan pada CNN pada bulan November bahwa kasus ini merupakan "mimpi buruk."
Diposkan oleh Unknown

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar untuk mendapatkan berkah, hehehehe